Sabtu, 18 Juni 2016

penyebaran makhluk hidup bab 6



Penyebaran Makhluk Hidup
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Studi tentang penyebarn spesies menunjukkan, spesies-spesies  berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh beberapa Faktor sebagai berikut:
1)      Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a)      Faktor Abiotik

v     Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Contohnya : Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari. berbeda dengan tanaman yang berada di daerah tundra.
v              Keadaan tanah
Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju hanya akan hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya: di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
v         Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya. Contohnya: di daerah gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
v         Tinggi Rendah Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.

b)      Faktor Biotik (Makhluk Hidup)
Makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Contohnya: daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,atau pemupukan.
Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. contohnya: serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.

2)      Sejarah geologi
Kira-kira 200  juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua (supercontinent) yang disebutPangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika  Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat “jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat.  Pada saat yang bersamaan beberapa hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.

3)      Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
Kita mengetahui bahwa makhluk hidup itu berkembangbiak, misalnya bagi makhluk yang hidup di daratan, air merupakan hambatan (water barrier) sedangkan sebaliknya bagi makhluk air, daratan merupakan hambatan (land barrier). Daratan yang sempit juga dapat menjadi hambatan, misalnya Costarica di Amerika Tengah merupakan hambatan berupa filter atau saringan Persebaran makhluk daratan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Selat Panama merupakan filter makhluk hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik. Sebaliknya, kepulauan dapat menjadi  jembatan penyebrangan antara Eurasia dan Australia.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan sebaliknya sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi hambatan bagi penyebaran hewan air.
Sawar iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran serta lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan sawar biologis adalah tidak adanya makanan, adanya predator, competitor, pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung, dan tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa ketahanan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada dalam kondisi yang minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi yang rendah untuk dapat beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar garam tetapi bintang laut hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar garamnya sangat rendah.
Tiga faktor inilah yang menentukan adanya variabilitas biogeografi, namun tentunya ada faktor  lain yang menentukan variabilitas yaitu variasi genetic hasil perkawinan dan mutasi genetic.

1.pembagian daerah berdasarkan iklim
Geografi kehidupan atau biografi adalah pembagian wilayah berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan dengan kehidupan yang terdapat di dalamnya. Atau dengan kata lain, pembagian wilayah di bumi yang berkaitan dengan kehidupan tumbuhan dan hewan. Iklim, tumbuhan (vegetasi), dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor abiotik
dan biotik. Misalnya daerah pantai, faktor abiotiknya adalah pasir, lumpur, dan lain-lain, sedangkan faktor biotiknya adalah ikan, buaya, dan lain-lain.

Berdasarkan iklimnya, suatu daerah/wilayah di bumi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu : 

1. Daerah Tropis.
Daerah tropis terletak di sepanjuang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) dan 23,5 derajat Lintang Selatan (LS), beriklim panas. Ciri-ciri daerah tropis, antara lain adalah :
  • Matahari bersinar sepanjang tahun.
  • Perubahan suhu sangat kecil (amplitudonya kecil).
  • Curah hujan tinggi, merata sepanjang tahun antara 200 - 225 cm per tahun.
  • Pohon-pohonnya besar dan tinggi, bisa mencapai 20 - 40 meter dan membentuk kanopi.
  • Tanah di bawahnya hampir tidak terkena sinar matahari, yang menyebabkan tanaman merambat atau menjalar ke atas.
  • Tanaman perdu masih bisa hidup dalam kanopi tanaman besar, sehingga terciptalah tingkatan kehidupan.
Di pedalaman daerah tropis terdapat beberapa padang/gurun pasir yang kondisinya berbeda jauh dengan lingkungan hutan tropis. Ciri-ciri daerah padang/gurun pasir adalah :
  • Perubahan suhunya sangat besar,  padasiang hari suhu bisa mencapai 50 derajat Celciusi, sebaliknya pada malam hari suhu dapat mencapai 0 derajat Celcius.
  • Curah hujan sangat rendah, sekitar 25 cm per tahun.
  • Kelembaban udara sangat rendah, sedangkan penguapan ai (evaporasi sangat tinggi, sehingga mengakibatkan tanah nya menjadi tandus.

2. Daerah Subtropis.
Daerah subtropis terletak di daerah antara 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Utara (LU) dan 23,5 derajat - 66,5 derajat Lintang Selatan (LS). Beriklim sedang. Di daerah subtropis mengalami 4 musim, yaitu :
  • Musim panas (summer).
  • Musim gugur (autumn).
  • Musim dingin (winter).
  • Musim semi (spring).
Bioma daerah subtropis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  • Curah hujan sepanjang tahun antara 75 - 100 cm per tahun.
  • Memiliki 4 musim.
  • Hutannya merupakan luruh. Gugurnya daun pohonan hutan merupakan persiapan akan datangnya musim dingin, dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai.
  • Adanya salju saat musim dingin.
  • Jumlah spesies tumbuhan lebih sedikit dibandingkan daerah tropis, pepohonan tinggi, jarak antar pohon satu dengan yang lain tidak rapat, sehingga tidak ada tanaman perdu di bawahnya.
Di daerah tengah benua terdapat padang rumput, karena curah hujannya sedikit, maka sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik.  

3. Daerah Kutub.
Daerah kutub terletak antara 66,5 derajat - 90 derajat Lintang Utara (LU) dan 66,5 derajat - 90 derajat Lintang Selatan (LS). Pada musim panas, matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari, sehingga malam menjadi lebih singkat, sebaliknya pada musim dingin matahari bersinar kurang dari 12 jam, sehingga malam menjadi lebih lama. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (hutan homogen).  Ciri-ciri ekosistem daerah kutub adalah :
  • Perbedaan suhu dalam musim panas dan musim dingin sangat mencolok.
  • Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas antara 3 - 6 bulan.
  • Pohon khasnya konifer, sedangkan hewan yang hidup di kawasan tiaga adalah moose, beruang hitam, ajak, dan lain-lain.
  • Burung-burung beremigrasi di musim gugur - dingin.
Lebih ke utara di belahan bumi utara terdapat tundra, lokasinya di sekitar kutub sehingga iklimnya disebut juga iklim kutub. Ciri-cirinya adalah :
  • Perbedaan siang dan malam pada musim panas dan musim dingin sangat besar.
  • Dalam musim panas, tumbuh-tumbuhan membuat persediaan makanan untuk satu tahun. Tumbuhan musim berbunga serempak, sehingga padang rumput dipenuhi oleh berbagai jenis hewan.
  • Hewan khasnya adalah rendeer, musk oxen, dan beruang putih. Guna melindungi dirinya, hewan daerah kutub akan merubah bulunya menjadi gelap pada waktu musim panas, dan berwarna putih pada saat musim dingin.

2.pembagian wilayah berdasarkan hewan
Berdasarkan perbedaan iklim di dunia, dunia di bagi atas 6 daerah hewan atau fauna regions, yaitu :
  • Daerah Oriental. Daerah oriental mencakup daerah Asia Selatan, Asia Tenggara, Indonesia bagian barat, dan sebagian sebelah utara pegunungan Himalaya. Jenis hewan yang ada di daerah oriental di antaranya adalah  gajah, harimau, kerbau, tapir, dan kera. 
  • Daerah Australia. Daerah Australia mencakup daerah Indonesia bagian timur, Australia serta pulau-pulau sekelilingnya. Jenis hewan yang ada di daerah Australia di antaranya adalah kangguru, kucing, koala, tupai terbang, wombat, dan bandicot. 
  • Daerah Palaearctic. Daerah palaearctic mencakup daerah Asia Utara dan Eropa. Jenis Hewan yang ada di daerah palaearctic di antaranya adalah reideer, beruang, bison, kambing bertanduk besar, keledai liar, kucing kutub, dan hedgehog. 
  • Daerah Ethiopian. Daerah ethiopian mencakup benua Afrika. Hewan yang ada di daerah Ethiopian di antaranya adalah singa, gajah, jerapah, kuda nil, dan gorila.
  • Daerah Neotropical. Daerah neotropical mencakup Amerika Selatan. Hewan yang ada di daerah neotropical  di antaranya adalah monyet, binatang pemakan semut, capybara, sloth, dan kinkojou. 
  • Daerah Neartic. Daerah neartic mencakup Amerika Utara. Hewan yang ada di daerah neartic di antaranya adalah bison, kijang, caribau (sejenis kijang), kucing gunung, dan muskhok.
Adanya kesamaan hewan dari satu wilayah dengan wilayah lain, menunjukkan bahwa pada mulanya dunia merupakan satu wilayah atau Pangaea. Karena adanya pergeseran bumi, benua menjadi terpisah-pisah. 

3. Faktor Penyebab Ketidakmerataan Hidup Tumbuhan dan Hewan.
Selain dari pembagian daerah berdasarkan iklim, yaitu daerah tropis, daerah subtropis, dan daerah
kutub, yang menyebabkan ketidak-merataan hidup tumbuhan dan hewan, Junghun membagi daerah iklim berdasarkan ketinggian daerah di atas permukaan air laut, yaitu :
  1. Daerah panas, dengan suhu rata-rata di atas 22 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian dari 0 meter sampai 700 meter di atas permukaan laut. Vegetasi yang dapat tumbuh baik di antaranya adalah kelapa, tebu, padi, dan jagung.
  2. Daerah sedang, dengan suhu antara 15 derajat - 22 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian antara 700 meter - 1.500 meter di atas permukaan air laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah teh, karet, kopi, dan sayur syuran.
  3. Daerah sejuk, dengan suhu antara 11 derajat - 15 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian antara 1.500 meter - 2.500 meter di atas permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh dengan baik di antaranya adalah pinus, tanaman budi daya (hortikultura), dan kina.
  4. Daerah dingin, dengan suhu di bawah 11 derajat Celcius, mencakup daerah dengan ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan air laut. Vegetasi yang tumbuh baik adalah lumut di daerah yang paling atas, sedangkan di daerah yang bawah, vegetasi yang tumbuhhampir sama dengan daerah iklim sejuk. 
Dari hal-hal tersebut di atas dapat dilihat, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmerataan hidup tumbuhan dan hewan di bumi adalah :
  • Faktor daerah, menurut iklim terdapat hubungan yang erat antara iklim dengan kehidupan lingkungan hidup tumbuhan dan hewan.
  • Faktor lingkungan, kehidupan dipengaruhi oleh unsur abiotik dan biotik.
  • Faktor sejarah geografi, bumi mengalami perubahan-perubahan karena kekuatan dari dalam (endogen) maupun kekuatan dari luar (eksogen). Berdasarkan kondisi geografis, terutama di Indonesia, Alfred Russel Wallace (1854 - 1862) membuat garis batas untuk membedakan tumbuhan dan hewan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Garis batas tersebut dikenal dengan nama garis Wallace. Garis Wallace membentang dari Selat Lombok, Selat Makasar, dan Laut Sulu yang memisahkan tumbuhan dann hewan  di Indonesia bagian barat sebagai daerah orientalis dengan daerah sebelah timur yang disebut Indo Australia. Sedangkan Max Wilhelm Carl Weber, menggunakan palung Kei sebagai batas pembedaan tumbuhan dan hewan, yang dikenal sebagai garis Weber. Webber mengatakan bahwa hewan yang berasal dari Asia  sama dengan hewan yang ada di Indonesia bagian barat, sedangkan yang dari Australia sama dengan Indonesia bagian timur.
  • Faktor proses penyebaran tumbuhan dan hewan terjadi dengan cara aktif dan pasif. Penyebaran yang aktif, terutama dilakukan oleh hewan, karena hewan dapat berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Sedangkan cara pasif, terutama dilakukan oleh tumbuhan, yang penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kekuatan eksogen, seperti angin, arus air, dan lain-lain.

Bahan bacaan : Ilmu Alamiah Dasar, Dr. H. Nizamuddin dan Drs. Supartono Widyosiswoyo


1
25 Mei 2013 oleh ulvaamelia
Para ahli geologi berpendapat, bahwa pada jaman purba, pulau-pulau di wilayah barat Indonesia merupakan bagian dari benua Asia, sedangkan Pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya semula adalah bagian dari benua Australia. Salah satu buktinya adalah flora dan dan fauna yang ada di pulau-pulau tersebut. Flora dan fauna di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan serupa dengan flora dan dan fauna benua Asia, sedangkan flora dan dan fauna di pulau Papua, serupa dengan flora dan dan fauna di benua Australia, sedangkan flora dan dan fauna di Pulau Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara merupakan fauna peralihan yang tidak serupa dengan fauna di benua Asia maupun Australia.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah. Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes) dan di antara Bali dan Lombok. Seorang peneliti lain, yang berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya, menetapkan batas penyebaran hewan dariAustralia ke Indonesia bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Letak garis Wallace dan Weber dapat kalian lihat pada peta di bawah ini
Daerah di sebelah barat garis Wallace dataran Sunda, flora dan faunanya disebut flora dan fauna Asiatis, karena ciri-cirinya sama dengan fauna di benua Asia. Dataran di sebelah timur garis Weber disebut dataran Sahul flora dan faunanya disebut fauna Australis, sedangkan fauna diantara garis Wallace dan garis Weber disebut fauna peralihan.
Berikut adalah perbedaan antar hewan asiatis dan australis:
Fauna Asiatis :
1. Binatang menyusui besar-besar
2. Terdapat bermacam-macam jenis kera.
3. Jenis ikan air tawar banyak.
4. Jenis  burung berwarna tidak banyak.
Fauna Australis
1. Binatang menyusui kecil-kecil dan jenis binatang berkantong.
2. Tidak terdapat jenis kera.
3. Jenis ikan air tawar sedikit.
4. Terdapat banyak jenis burung berwarna.
Flora dan Fauna Asiatis
Fauna Asiatis antara lain adalah:
–  gajah India di Sumatera,
–  harimau ( terdapat di Jawa, Sumatera, dan Bali),
–  badak bercula dua ( di Sumatera dan Kalimantan),
–  badak bercula satu di Jawa,
–  orang utan (di Sumatera danKalimantan),
–  Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan
–  beruang madu di Sumatera dan Kalimantan.
Hal yang menarik adalah di Kalimantan tidak terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti monyet, musang, anoa, dan rusa. Di NusaTenggara terdapat sejenis cecak terbang yang termasuk binatang Asia.
Fauna endemik di dataran ini adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Niasdi Kabupaten Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
Contoh flora asiatis yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai jenis rotan dan berbagai jenis nangka.




Flora dan Fauna Australis
Contoh fauna Australis adalah:
–  kanguru,
–  kasuari,
–  kuskus,
–  burung cendrawasih
Fauna Peralihan
Di daerah fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti Komodo di Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari diPulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacanan, dan Tarsius.
B)         Berdasarkan pendekatan biogeografi, kekayaan hayati Indonesia dibagi atas dua kelompok, yaitu Indo Malayan dan Indo Australian. Daerah peralihannya ditandai dengan garis Wallace dan garis Lydekker. Kelompok Indo Malayan meliputi tanaman yang ada di Indonesia Barat, yaitu Sumatera, jawa, Kalimantan, dan Bali. Sedangkan kelompok Indo Australia meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Timur, yaitu Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Karakteristik flora di Indonesia Bagian Timur dan Flora di Indonesia Bagian Barat juga memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur :
# Flora di Indonesia bagian Barat :
  • banyak terdapat jenis meranti-merantian
  • terdapat berbagai jenis rotan
  • tidak memiliki gutan kayu putih
  • memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yangsedikit
  • memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
  • memiliki berbagai jenis nangka
# Flora di Indonesia bagian Timur :
  • memiliki jenis meranti-merantian yang sedikit
  • tidak memiliki rotan
  • terdapat hutan kayu putih
  • memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya di Papua)
  • memiliki banyak tumbuhan sagu
  • tidak terdapat jenis nangka.
https://ulvaamelia.wordpress.com/2013/05/25/pembagian-wilayah-untuk-penyebaran-binatang/





PENYEBARAN FAUNA DI INDONESIA
Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Wallace membagi fauna di Indonesia menjadi 3 type, yaitu :
1 fauna tipe asiatic
fauna tipe asiatis ini meliputi fauna yang berada wilayah Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di wilayah ini terdapat banyak jenis fauna yang menyusui dan berukuran besar. terdapat banyak jenis kera dan ikan air tawar serta tidak banyak memiliki jenis burung berwarna.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain : orang utan, monyet proboscis, badak, harimau, rusa, burung heron, dan burung merak




2. fauna tipe peralihan
meliputi fauna yang berada di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian Tengah. Di wilayah ini banyak terdapat hewan endemis.
jenis fauna yang banyak ditemukan di wilayah ini antara lain babi, rusa, kuda, kuskus, anoa, dan komodo
3.fauna tipe australis
meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung.
jenis Fauna yang banyak ditemui di wilayah ini antara lain kanguru, burung cendrawasih, kakatua, nuri, kasuari, dan walabi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar